Cara Mengatur Keuangan Pribadi
Bismillah. Assalamu'alaikum :) Tahun 2020 akhirnya aku kembali posting tulisan di personal blog-ku setelah tiga tahun dorman. Disclaimer ya, tulisan ini
non-sponsored dan aku bukan seorang financial expert, hanya ingin cerita
pengalamanku sehari-hari soal gimana aku mengatur keuangan pribadiku. Semoga
bermanfaat.
Point-nya ada dua, alokasi budget dan pencatatan cash-flow. Cara ini mulai rutin aku jalankan sejak aku kuliah. Berlaku di segala kondisi mulai dari kuliah, saat jobless alias nganggur (pengeluaran teteup berjalan kan), sampai ketika bekerja dan akan terus berlanjut.
First thing first aku mulai dari hari terakhir di setiap bulan, aku tulis catatan alokasi budget. Di sini aku buat pos-pos untuk pengeluaran 1 bulan ke depan dan biasanya aku buat seperti ini: sedekah (10%); dana darurat, tabungan, investasi (40%); kebutuhan hidup (50%).
Hal yang paling pertama kali disisihkan ketika dapat pemasukan (setelah melunasi hutang, jika ada). In any condition, sedekah membersihkan harta agar tetap berkah, kan?
Alokasi kedua yaitu dana darurat, berfungsi sebagai back-up saat ada kejadian yang ngga bisa kita duga, besaran idealnya minimal 3x pengeluaran bulanan kita. Tabungan dan investasi untuk saat ini preverensiku adalah logam mulia, saham dan reksadana syariah.
Selanjutnya pengeluaran kebutuhan hidup di mana versiku, aku gabungkan jadi satu baik untuk pengeluaran rutin include tagihan, makan, komunikasi, toiletries, skincare, dan pengeluaran insidensial seperti hiburan salah satunya.
Perlu digaris-bawahi ya kalau alokasi budget ini bisa banget disesuaikan sama keperluan dan kecocokan kita. Aku juga ngga saklek selalu seperti di atas persentase alokasi budget-nya, tapi menyesuaikan bagaimana keadaanku. Sekarang keadaanku sedang WFH di tengah pandemik, tentu berbeda saat aku tidak sedang bekerja atau saat kuliah dulu. Tentu akan berubah juga ketika sudah berkeluarga nanti.
Awal-awal dulu aku catat
pengeluaran harianku di buku kecil khusus dan setiap hari aku tulis tangan
pengeluaranku pada hari itu, biasanya malam sebelum tidur. Tapi setahun
terakhir ini aku sudah ngga pernah mencatat lagi di buku dan beralih
menggunakan aplikasi dan Google Sheet.
Aplikasi pertama yang aku gunakan
adalah Keuangan Keluarga, tersedia di Play Store. Aplikasi ini ada free trial
selama sebulan (atau 3 bulan, ya, aku lupa) dan kalau sudah habis masa free
trial akan dikenakan biaya dengan minimum pembelian Rp. 59.000/3 bulan.
Aplikasi Keuangan Keluarga | play.google.com |
Aku
sempat purchase, tapi ngga aku lanjutkan karena aku menemukan aplikasi
yang lebih ramah kantong dan lebih cocok sama preferensiku si anak visual ini. Aplikasi yang aku gunakan sampai
saat ini adalah Monefy. Aplikasi ini tersedia di Play Store dan free, namun
untuk beberapa fitur memang harus upgrade ke premium. Aku suka dan cocok dengan
aplikasi ini karena user interface-nya gak monoton, icons-nya eye catching dan
ada variasi dark mode (untuk fitur premium). Untuk yang lebih suka dengan visual
gambar daripada tulisan, kamu bakal suka deh. Monefy juga tersinkron dengan
drop box dan bisa export file kalau butuh back-up file. Buat upgrade ke premium,
harganya Rp. 39.000 (belum pajak) dan bisa digunakan unlimited time.
Monefy Dark Mode |
Selain aplikasi, aku juga pakai
Google Sheet untuk rekap setiap bulannya. Datanya cukup simple di mana setiap
bulan ada alokasi budget, dan realisasi pengeluaran, jadi bisa mudah terlihat
apakah pengeluaran kita melebihi anggaran atau tidak.
Ngga gampang sih buat konsisten
apalagi di awal dulu. Sampai saat ini pun aku juga masih belajar buat disiplin dan lebih melek keuangan. Aku terbantu banget sama beberapa financial expert yang eksis di media social. Ada beberapa rekomendasi influencer yang concern di bidang financial
atau financial expert yang ilmunya bisa kita serap seperti Prita Ghozie,
Jonathan End, Finansialku, Investashe, dll. Nah, kamu gimana cara atur keuanganya?
Kalau punya tips lainnya, share yuk! Catch me up, ya.
No comments: