[RESENSI NOVEL] Kau

Thursday, February 23, 2012
Cinta Pada Pandangan Pertama
Judul novel : Kau
Penulis       : Sylvia L'Namira
Penerbit     : GagasMedia,2011
Tebal         : 203
Kau merupakan novel fiksi karya penulis yang juga merupakan seorang pustakawati di sebuah sekolah internasional, Sylvia L’Namira. Novel ini telah memenangkan “KOMPETISI 100% ROMAN ASLI INDONESIA” sebagai juara kedua. Kompetisi tersebut diselenggarakan oleh publisher Gagas Media pada Oktober 2010 lalu. Novel Kau telah mempunyai cetakkan pertama dan cetakkan kedua.
Syl (penulis), dalam novelnya mengisahkan tentang Viola, seorang reporter yang sangat mencintai awan. Karena terlalu cinta pada awan, ia sering menggambarkan bentuk-bentuk awan yang ada di langit. Tak jarang ia dibuat parno karena bentuk-bentuk awan tersebut.Suatu hari, ia bertemu dan berkenalan dengan seorang laki-laki yang dapat membuatnya semakin dekat dengan awan-awan tersebut. Laki-laki itu adalah sosok pria idaman Viola. Haru, waswas, ngeri, penasaran, dan gemas tersurat dalam novel 12 bab ini.
Tokoh utama dalam novel ini adalah Viola alias Piyo adalah gadis 25 tahun yang terlihat tangguh. Ia menyukai bentuk-bentuk awan sejak kecil. Ia merupakan anak tunggal dari Mamanya yang orang Batak tulen dan Papanya yang orang Jawa. Gadis berambut panjang itu bekerja di perusahaan TV swasta NTS milik adik Mama Piyo, Om Viktor, sebagai reporter berita. Sampai saat ini, Piyo masih menjomblo dan lebih mementingkan karirnya. Sementara Mamanya selalu mengingatkan dan tak jarang memaksa Piyo untuk segera mempunyai pacar. Tapi, Piyo adalah tipe orang yang tak mudah untuk dipaksa, tersurat pada novel halaman 41, “Dulu, waktu dipaksa masuk Tata Boga, aku malah kabur  ke rumah temanku dan baru pulang setelah diizinkan kuliah di jurusan Komunikasi”. Piyo merasa, ia belum menemukan laki-laki idamannya. Kriteria laki-laki idaman Piyo tersurat pada halaman 41, “Aku menginginkan cowok yang tidak terlalu manis atau tampan seperti para cover boy di majalah… Aku hanya ingin punya pacar macho dalam arti cakepnya cukup, agak berantakan sedikit gayanya, tapi masih enak untuk dipandang”. Dan pada halaman 52, “Bule is not my tipe”. Ya, Piyo tidak menyukai bule, bahkan tak jarang Piyo langsung illfeel begitu melihat laki-laki bule.
Peran antagonis dalam novel ini digambarkan oleh Syl dalam sosok Mona. Mona adalah bos Piyo di NTS yang tida menyukai Piyo sejak awal Piyo bekerja di NTS, dan ia selalu ingin menyingkirkan Piyo dari NTS, tersurat pada halaman 7, “Pemimpin redaksi yang menjadi atasanku ternyata perempuan super galak yang sampai saat ini kusebut Singa Betina. Mona tak menyukaiku sejak kami bertemu di kantor Om Viktor dan aku diperkenalkan sebagai keponakannya”. Itulah yang menyebabkan Piyo dan Biboy, (rekan sekantor Piyo yang selalu membuat Piyo ceria) juga sangat membenci Mona. Terlebih Mona selalu member tugas meliput yang memberatkan mereka. Sampai suatu saat, mereka harus meliput ke Ambon, yang tengah terjadi kerusuhan.
Namun siapa sangka, Syl baru akan mempertemukan Piyo dengan cinta pada pandangan pertamanya, Igo, di bab 6. Mereka bertemu karena Igo adalah pilot yang mengantar Piyo dan Biboy ke Ambon. Igo adalah sosok yang sepertinya telah mengenal baik Piyo, dan selalu ingin melindungi Piyo. Piyo sama sekali tak merasa kenal dengan Igo, dan itu membuat Piyo semakin ingin tahu banyak tentang Igo, beserta alasan mengapa ia ingin menjaga Piyo. Selain itu, Igo merupakan laki-laki idaman Piyo, tersurat pada halaman 83,”Rambutnya cepak dengan alis tebalnya. Sangat tampan! Ini seperti pilot idamanku. Terlihat gagah dan tegas, tapi bersorot mata lembut berwarna cokelat muda sehingga memberikan kedamaian pada jantungku yang tiba-tiba berdebar keras ini”. Piyo tengah berbunga-bunga karena bertemu dan berkenalan dengan sosok laki-laki idaman yang selalu mengkhawatirkannya.
Begitu kembali ke Jakarta, sosok Igo tak hilang begitu saja, Piyo masih terbayang wajah dan sikap Igo. Dan ia selalu semangat ketika mendengarkan cerita Igo dari Biboy. Ya, sekarang Biboy dan Igo bekerja satu lapangan. Pada saat yang sama, Mama Piyo berniat untuk menjodohkan dengan anak teman Mama, Giorgio. Giorgio keturunan bule, pastinya Piyo segera menolak apalagi saat ini ia sedang jatuh cinta pada Igo.
Piyo pernah menceritakan rencana perjodohan tersebut kepada Igo,dan berharap Igo akan cemburu. Tapi, Igo tak menampakkan tanda-tanda cemburu. Piyo sangat ingin memberitahu Mama, bahwa ia telah menemukan laki-laki yang dicintainya. Tapi hingga saat ini Igo belum menyatakan perasaanya juga. Tapi sebelum keduanya sempat saling menyatakan perasaannya, Igo keburu menghilang. Igo menghilang di perairan Riau saat pesawat yang dibawanya mengalami kecelakaan. Piyo sangat shock melihat berita itu di televisi. Lebih shock karena Mama mengatakan, pilot yang hilang itu adalah Giorgio. Piyo sangat menyesal tak mau melihat foto Giorgio terlebih dahulu. Jadi, Giorgio dan Igo itu adalah orang yang sama, Giorgio Virganero. Tapi kini ia pergi, hilang entah dimana. Menyisakan pilu amat dalam bagi Piyo yang makin hari makin terpuruk saja.
Satu tahun berlalu,saat Piyo sedang berada di Bandung, tak sengaja ia melihat wajah yang sangat mirip dengan Igo, bersama rombongan sky drivers. Piyo sedang mengikuti olahraga ekstrim, arung jeram terekstrim se-Indonesia. Ia kecelakaan disitu, Piyo tenggelam dan hanyut terbawa arus deras. Tapi tak lama kemudian, sosok tubuh kekar membawanya ke tepi sungai. Igo. Igo menyelamatkan Piyo dari maut lagi. Igo yang selama ini menghilang. Igo kembali.
Alur yang digunakan oleh Syl dalam penulisan novelnya adalah alur maju. Gaya bahasanya sangat mudah dipahami dan cara pendeskripsiannya pun mudah dipahami. Kekurangan novel ini, menurut saya, terlalu banyak perkenalan dasar tokoh beserta kehidupannya, terkesan bertele-tele dan terlalu lama untuk mencapai permasalahan pertama yang baru dijabarkan pada bab 6. Kelebihan novel ini, menurut saya, penulis sukses membuat pembacanya penasaran akan kejadian-kejadian apa yang akan terjadi selanjutnya. Cara penulis mendeskripsikan situasi ataupun suasana juga sangat menarik. Jadi, novel Kau sangat layak untuk dibaca.
-Resensi oleh: Siska Lipdyaningsih

No comments:

Powered by Blogger.